Article Detail
Jadikan Orangtua Sahabat Bagi Anak
Setiap manusia di dunia ini, tidak terkecuali anak-anak membutuhkan sahabat dalam hidupnya. Menjadi sahabat bagi anak merupakan salah satu bentuk pola pengasuhan (parenting) yang dapat diterapkan orang tua dalam pendidikan keluarga karena semua berawal dari rumah. Pola asuh orang tua dalam keluarga sangat mempengaruhi perkembangan dan kepribadian anak karena orang tua merupakan figur pelindung, pemberi dan pemerhati sekaligus role model bagi anak.
Sahabat merupakan kebutuhan sekaligus keinginan setiap manusia karena secara alami dan naluriah, manusia membutuhkan orang lain untuk saling memberi, saling mengerti, saling berbagi, saling mengisi dan melengkapi. Dalam persahabatan ada kepercayaan, kebersamaan, kepedulian dan kedekatan hubungan, tanpa mengesampingkan pemahaman dan penerimaan atas kelebihan dan kekurangan sahabatnya.
Banyak orang tua yang sibuk bekerja mencari penghasilan yang layak demi anak-anak, namun mereka lupa bahwa anak bukan hanya memerlukan sentuhan pendidikan formal yang bertaraf internasional dan berbiaya mahal. Mereka lupa bahwa anak bukan hanya memerlukan pemenuhan gadget canggih nan mahal dan paket internet tanpa batas kuota. Mereka lupa bahwa anak bukan hanya memerlukan pemenuhan uang kuliner dan penampilan yang aduhai Sesungguhnya anak-anak sangat memerlukan perhatian, cinta, dan kasih sayang orang tua.
Anak-anak tidak hanya memerlukan perintah dan larangan, namun mereka ingin mendapatkan tempat curhat. Mereka tidak hanya memerlukan figur orang tua, namun mereka mandambakan sahabat. Ya, sahabat. Yang mau mendengarkan keluh kesahnya, yang mau mendengarkan curhatnya, yang betah mendengarkan keinginannya. Sesuatu yang murah dan tidak berbiaya, namun justru paling sulit diwujudkan oleh para orang tua.
Bagaimana cara efektif menjadi sahabat anak?
1. Jadilah pendengar yang baik dan aktif untuk anak
1. Jadilah pendengar yang baik dan aktif untuk anak
Sehingga ia merasa dihargai dan dicintai. Sahabat yang baik selalu menyiapkan telinganya untuk mendengarkan sahabatnya. Berikan respon yang positif dan logis ketika anak bercerita atau curhat karena kitalah sahabat terbaik mereka. Ajukan pertanyaan-pertanyaan seputar ceritanya, tetapi jangan sampai membuat privasinya merasa terusik dan terganggu. Berikan anjuran atau pendapat yang bisa ia mengerti sebagai anak-anak, tetapi jangan menekankan keharusan yang bernada perintah atau larangan agar ia tidak merasa didikte, serta mau dan mampu berinisiatif juga kreatif.
2. Ciptakan Kedekatan emosi
Membangun kedekatan secara fisik dan emosi antara anak dan orang tua sangat diperlukan demi keharmonisan hubungan kedua belah pihak, kondisi ini agar dipupuk pada anak sejak lahir sehingga rasa kedekatan emosi antara orang tua dan anak akan selalu terjalin selamanya. Belaian dengan perasaan terhadap anak merupakan salah salah satu kontak fisik dan emosi yang perlu dilakukan oleh orang tua.
3. Ciptakan Komunikasi Yang Sehat
Dengan kedekatan emosi pasti akan terjalin komunikasi yang sehat antara orang tua dan anak, dengan begitu akan membuat keterbukaan antara anak dan orang tua. Sebagai orang tua jadilah pendengar yang baik tentang apa yang diceritakan dan jangan putus asa sebelum anak bercerita. untuk itu ciptakan kondisi sedemikian rupa sehingga terjadi komunikasi dua arah yang terjalin dengan baik.
4. Libatkan diri dalam kegiatan dan dunia anak.
Seorang sahabat akan berupaya memahami apa yang disukai dan tidak disukai sahabatnya. Sebagai sahabat, orang tua harus mampu menyelami dunia si kecil. Temani dan dampingi anak ketika bermain, pahami kebiasaan-kebiasaan yang ia lakukan saat bermain atau menonton, perhatikan kreativitasnya terhadap mainan dan ajaklah berbicara secara aktif agar kecerdasannya terstimulasi secara efektif. Hal ini memang tidak perlu dilakukan setiap saat, tetapi di saat kita bisa, manfaatkan quality time tersebut untuk lebih dekat dengan si kecil. Dengan melakukan ini, orang tua dapat memahami kelebihan dan kekurangan anak, serta tidak selalu memaksakan kehendak terhadap anak.
5. Terimalah Anak dengan Segala Potensinya
Sebagai sahabat, hendaknya orangtua mampu menerima anak dengan sepenuh hati. Mereka adalah buah hati Anda, bagaimanapun kondisi fisiknya. Penerimaan Anda kepada mereka, akan menjadi kunci keberhasilannya. Anak yang merasa diterima oleh orang tua, akan tumbuh dalam kondisi nyaman dan penuh percaya diri. Sebaliknya, anak yang merasa tertolak atau tidak diterima oleh kedua orang tua, akan tumbuh dalam suasana yang tidak nyaman dan dipenuhi penyesalan bahkan pemberontakan.
6. Berikan pujian dan teguran secara jujur, tulus, proporsional dan rasional
Ketika anak berbuat salah, tegur ia dengan sikap tidak menghakimi. Jangan mengekspresikan kemarahan berlebihan yang akan membuatnya tertekan dan merasa direndahkan. Hal ini akan berdampak negatif terhadap perkembangan kepribadiannya. Berikan pujian untuk setiap keberhasilan yang diraihnya agar ia merasa dihargai dan termotivasi, tetapi jangan berlebihan. Sahabat yang baik akan bersikap jujur, tidak hanya menyenangkan hati sahabatnya, tetapi juga berani menyatakan dan membantu memperbaiki kesalahan atau kekurangan sahabatnya. Sebagai sahabat dan orang terdekat, orang tua memiliki arti khusus bagi anak. Apapun yang disampaikan pasti akan mempengaruhi pikiran dan perasaannya. Karena itu, sampaikanlah kelebihan dan kekurangan anak dengan jujur, tetapi dengan cara yang membuatnya mengerti dan tidak merasa disakiti.
7. Berikan Kepercayaan terhadap Anak
Sebagai sahabat, hendaknya orangtua bisa memberikan kepercayaan kepada anak untuk mencoba melakukan sendiri hal-hal yang ingin dilakukannya selama tidak membahayakan dirinya dan orang lain. Cara ini akan menumbuhkan kepercayaan diri anak, tidak selalu bergantung kepada orang lain, merasa dihargai dan bisa mandiri. Kadang orang tua terlalu preventif, sehingga anak-anak terkekang kebebasan dan kreativitasnya. Terlalu banyak larangan di rumah yang membuat anak merasa tidak dipercaya.
8. Jangan membandingkan anak dengan anak lainnya
Banyak orang tua berpikir bahwa membandingkan anaknya dengan teman atau anak lain akan memotivasi anaknya untuk menjadi lebih baik atau menjadi seperti yang orang tua inginkan. Tetapi terkadang anak justru menjadi minder serta kecewa karena tidak bisa memenuhi harapan orangtua dan tidak bisa menjadi kebanggaan. Lebih baik orang tua mengajarkan anak apa yang sebaiknya ia lakukan atau memberitahu kesalahan yang tidak boleh terulang lagi di waktu selanjutnya. Ini akan memotivasi anak, karena anak menerima ajaran dan penjelasan yang positif dari orang tua.
9. Berbicara dengan hati-hati
Kata-kata yang biasa kita ucapkan kepada anak sangat perlu diperhatikan, terutama saat kita mengkritik anak kita. Sekalipun tujuannya untuk membangun, anak tidak akan bisa menangkap isi dari kritik kita jika disampaikan dengan salah. Yang anak tangkap dari kritik yang kasar adalah rasa marah dan bahwa orang tua tidak menyayanginya. Berbicara tanpa memikirkan dampaknya akan melukai hati anak. Ketika hati anak sudah terluka, hubungan antara orang tua dan anak menjadi terhalang. Anak akan menutup diri dan menutup hatinya terhadap orang tua, karena ia tidak mau terluka lagi oleh perkataan orang tuanya. Akibatnya, orang tua sulit berkomunikasi dengan anak dan apapun yang orang tua katakan tidak dipedulikan dan didengar oleh anak.
10. Jadilah Teladan yang baik bagi Anak
Ibu dan ayah hendaknya mampu menjadi teladan bagi anak-anak. Menjadi sahabat, artinya harus memberikan nasehat secara bijak untuk mengarahkan anak menuju kebaikan. Nasehat kebaikan itu baru memiliki makna dan diterima anak, apabila mereka mengetahui orang tua memang layak menjadi teladan dalam kebaikan. Anak-anak akan merasa nyaman ketika memiliki orang tua yang bisa ditiru dan dicontoh.
Ketiadaan teladan dari orang tua membuat anak-anak mudah putus asa dan tidak memiliki seseorang untuk dipercaya. Maka sangat penting bagi orang tua untuk selalu berusaha memberikan keteladanan dalam kebaikan, karena apa pun yang dilakukan orang tua akan selalu menjadi inspirasi bagi anak-anak.
Sahabat adalah tangan yang siap memberi, telinga yang siap mendengar dan hati yang siap mengerti. Ketika orang tua mampu memaknai anak sebagai anugerah dan tanggung-jawab, maka kehadirannya membuat hidup kita menjadi indah. Bersahabatlah dengan anak agar kita bisa memasuki dan memahami dunianya.(AAH)
Sumber :
http://www.abbalove.org/index.php?option=com_content&view=article&id=2081:hal-qtabuq-yang-dilakukan-orang-tua&catid=69:community&Itemid=14
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment