Article Detail
Asal Usul Tahun Baru China
Perayaan Imlek merupakan tradisi masyarakat Tionghoa yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Perayaan Tahun baru Imlek juga merupakan tradisi perayaan dengan sejarah terlama, termeriah dan teramai hingga kini.Namun, apakah Anda tahu, bagaimana kisahnya sehingga Imlek menjadi tradisi hingga sekarang?
Imlek diawali dengan sebuah legenda kuno yang berasal dari Negeri Tiongkok Cina, dimana pada zaman dahulu kala ada seekor makhluk jahat yang memiliki kepala panjang dengan lima tanduk tajam, sepasang matanya menyorot, serta gigi dan kukunya tajam yang menakuti warga Cina pada waktu itu. Makhluk itu bernama “Nian” yang dalam bahasa Tionghoa artinya “Tahun”, makhluk ini berada di dasar lautan, sangat ganas sekali dan muncul ke daratan setiap 365 hari sekali untuk menyerang penduduk desa serta menelan manusia juga hewan ternak tepat pada malam tahun baru Imlek (chu xi), kemudian akan menghilang kembali pada tengah malam. Pada waktu itu setiap menjelang tahun baru, seluruh penduduk desa selalu bersembunyi di balik pegunungan untuk menghindari serangan Nian ini. Sampai pada suatu hari datanglah seorang lelaki tua berambut abu-abu ke desa itu. Entah siapa lelaki tua itu, dan warga menyuruh dia untuk ikut bersembunyi di balik gunung. Tetapi dia tidak ikut bersembunyi bersama warga. Ketika monster Nian mendatangi desa ini untuk membuat kekacauan, tiba-tiba dia dikejutkan dengan suara ledakan petasan. Karena ledakan petasan berwarna merah Nian terkejut dan sangat ketakutan melihat, kobaran api dan mendengar suara petasan itu. Nian terkejut dan segera meninggalkan tempat itu. Sambil memakai pakaian merah ternyata lelaki tua itu yang menyalakan petasan dan membuat Nian ketakutan.
Hari berikutnya, penduduk desa pulang dari tempat persembunyiannya, mereka terkejut melihat seluruh desa utuh dan aman. Sesaat mereka baru menyadari atas peristiwa yang terjadi. Lelaki tua itu adalah Dewata yang bernama Pendeta Tao bernama “Hongjun Laozu” yang datang untuk menolong penduduk desa untuk mengusir Nian. Mereka juga menemukan 3 peralatan yang digunakan lelaki tua itu untuk mengusir Nian, yaitu lampion merah, kain merah dan petasan. Setelah itu orang-orang yang selamat dari monster Nian mengucapkan “Gong Xi! Gong Xi!” atau dalam bahasa Indonesia “Selamat! Selamat!”, sehingga secara umum saat ini pengucapan selamat pada perayaan imlek dengan menyebutkan Gong Xi Facai (Bahasa Mandarin) atau Kung Hei Fat Choi (Bahasa Kantonis). Sejak saat itu, Nian tidak pernah datang kembali ke desa. Nian pada akhirnya ditangkap oleh Hongjun Laozu dan Nian kemudian menjadi kendaraan Honjun Laozu.
Setelah kejadian itu, setiap perayaan Tahun Baru Imlek masyarakat desa memasang kain merah, menyalakan petasan dan menyalakan lampion merah sepanjang malam, untuk menunggu datangnya Tahun Baru Imlek. Oleh sebab itu ketika tiap Tahun Baru akan tiba, penduduk desa akan memasang lampion merah dan hiasan gulung merah pada tiap jendela dan pintu dan sejak saat itu Nian pun tidak lagi menyerang warga Cina. Adat istiadat ini akhirnya menyebar luas dan menjadi sebuah perayaan tradisional orang Tionghoa yang megah dalam menyambut “berlalunya nian” dalam bahasa Tionghoa yang berarti menyambut bergantinya tahun. Tahun baru imlek di Negara asalnya yaitu China dan juga negara yang mayoritas berpenduduk Chinese seperti Taiwan, Hongkong Perayaan Tahun Baru ini juga disebut Perayaan Musim Semi, ”Chung Chie atau The Spring Festival“. Secara resmi perayaan ini kemudian disebut Chinese New Year (Tahun Baru Chinese).
Berikut ini adalah sejumlah tradisi yang dilakukan menjelang dan selama Imlek :
Bersih-bersih rumah
Tepat sehari sebelum perayaan, pasti ada tradisi yang namanya menyapu rumah. Kebiasaan ini dilakukan sebagai simbol membuang kesialan dan membuka ruang keberuntungan. Sedangkan tepat di hari perayaan, pantang banget untuk menyapu rumah. Soalnya menurut kepercayaan, hal itu akan membuang keberuntungan di tahun itu.
Tepat sehari sebelum perayaan, pasti ada tradisi yang namanya menyapu rumah. Kebiasaan ini dilakukan sebagai simbol membuang kesialan dan membuka ruang keberuntungan. Sedangkan tepat di hari perayaan, pantang banget untuk menyapu rumah. Soalnya menurut kepercayaan, hal itu akan membuang keberuntungan di tahun itu.
Mendekorasi Ulang Rumah
Selain dibersihkan, rumah juga didekorasi menjelang Imlek. Pintu dan jendela di cat ulang, serta ditempeli kertas yang bertuliskan kalimat atau kata-kata baik. Dekorasi biasanya dominan menggunakan warna merah, yang bagi etnis Tionghoa melambangkan sesuatu yang sejahtera dan kuat, serta membawa keberuntungan.
Pakaian dan Sepatu Baru
Tradisi menjelang Imlek lainnya adalah membeli pakaian dan juga sepatu baru, serta menggunting rambut. Pakaian baru yang dikenakan pada hari Imlek biasanya berwarna merah atau warna terang lainnya. Warga Tionghoa percaya pentingnya penampilan dan sikap baru yang optimis menghadapi masa depan. Harapannya, masa depan tetap terang dengan kemakmuran dan rejeki.
Wajib Merah
Saat Imlek, mulai dari pakaian, dekorasi dan angpao pasti tak lepas dari nuansa merah. Menurut kebudayaan Thionghoa, merah melambangkan sesuatu yang kuat, sejahtera dan membawa hoki. Makanya, Imlek identik dengan merah karena ingin menyimbolkan semangat dan nasib baik.
Bagi-bagi Angpao
Makna bagi-bagi angpao adalah transfer kesejahteraan dan energi. Jadi seseorang yang sudah berkeluarga harus memberikan rezeki tersebut ke anak-anak dan orang tuanya. Begitu pula orang yang mampu harus mentransfer rezeki ke yang orang tidak mampu.
Wajib Merah
Saat Imlek, mulai dari pakaian, dekorasi dan angpao pasti tak lepas dari nuansa merah. Menurut kebudayaan Thionghoa, merah melambangkan sesuatu yang kuat, sejahtera dan membawa hoki. Makanya, Imlek identik dengan merah karena ingin menyimbolkan semangat dan nasib baik.
Bagi-bagi Angpao
Makna bagi-bagi angpao adalah transfer kesejahteraan dan energi. Jadi seseorang yang sudah berkeluarga harus memberikan rezeki tersebut ke anak-anak dan orang tuanya. Begitu pula orang yang mampu harus mentransfer rezeki ke yang orang tidak mampu.
Pagelaran Liong dan Barongsai
Pagelaran ini wajib ada setiap perayaan imlek. Soalnya, dalam kepercayaan orang Cina, Liong (naga) dan Barongsai merupakan lambang kebahagiaan dan kesenangan. Tarian naga dan singa ini dipercaya merupakan pertunjukan yang dapat membawa keberuntungan.
Melunasi atau Mengurangi Hutang
Menjelang tahun baru, warga Tionghoa melunasi atau mengurangi jumlah hutang sebagai salah satu tradisi. Harapannya, pada tahun selanjutnya tidak terbebani dengan hutang.
Hidangan Keberuntungan
Makanan bertemakan keberuntungan pasti ada dalam perayaan imlek. Setiap makanan pun memiliki simbol tertentu, misalnya hidangan ayam utuh yang melambangkan keutuhan keluarga, mie panjang yang melambangkan umur panjang (cara memakannya tidak boleh dipotong), hidangan kerang melambangkan kekayaan (karena bentuknya mirip koin dan menghasilkan mutiara).(AAH)
Selamat Tahun Baru Imlek yang ke- 2566, Gong Xi Fa Cai !
Sumber :
http://www.meilyngiftshop.com/news/36/Asal-Mula-Perayaan-Imlek-Cerita-Tetua-Dulu
http://www.gadis.co.id/gaul/ngobrol/tradisi.imlek/001/007/590
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment