Article Detail
Kaum Lemah Miskin Tersingkir dan Difabel (KLMTD)
Istilah KLMTD atau kaum lemah mikin tersingkir dan difabel sepertinya sudah tidak asing lagi bagi umat Katolik. Bahkan banyak diantara kita yang mungkin sudah memahami dengan artinya atau mungkin banyak juga di antara kita yang sudah terlibat di dalamnya.
Secara garis besar KLMTD dapat diartikan sebagai mereka yang 'tidak berdaya'. Tidak berdaya karena memang tidak punya daya, atau secara sistematis memang tidak diberdayakan oleh orang-orang yang berdaya.
Agar pemahaman kita semakin jelas mengenai KLMTD, akan diuraikan satu-persatu. KLMTD sebenarnya sudah dijabarkan secara lengkap dalam Nota Pastoral Ardas KAS 2011-2015 pada halaman 26-27. Istilah yang kecil, dimaksudkan atau diartikan sebagai mereka yang tidak diperhitungkan keberadaannya.Sebagai contoh misalnya orang yang tidak mempunyai jabatan publik dan tidak mempunyai kekuatan untuk menyuarakan pendapat.
Yang dimaksud dengan yang lemah adalah mereka yang membela dirinya pun tidak bisa. contoh misalnya, ibu Minah yang beberapa waktu yang lalu menjadi berita di Koran atau televisi. Ia yang mengambil tiga buah kakao dan diadili dan akhirnya divonis oleh hakim. Ia termasuk orang yang lemah berhadapan dengan hukum yang berlaku. Semestinya ia yang harus dibela namun justru sebaliknya ia yang dipenjara.
Miskin, artinya hidup serba terbatas bahkan kekurangan dalam pangan, sandang, papan. Orang yang tergolong miskin adalah mereka yang tidak mampu mencukupi kebutuhan-kebutuhan dasarnya.
Tersingkir, sebenarnya hampir sama dengan mereka yang lemah dan miskin. Mereka adalah orang-orang yang tidak diperhitungkan baik secara sosial, ekonomi maupun politik. Secara sosial bisa kita sebut misalnya mereka yang menjadi korban-korban kebijakan publik yang tidak berpihak kepada rakyat. Misalnya pedagang kecil yang harus digusur karena tempat mereka berjualan dijadikan mall atau tempat lain untuk para pedagang yang bermodal besar.
Sedangkan Difabel (Different Ability), adalah mereka yang mempunyai keterbatasan secara fisik (cacat), atau mereka yang berkebutuhan khusus misalnya anak cacat ganda, orang buta, dan masih banyak lagi yang lainnya.
Mungkin yang lebih penting adalah bagaimana kita semoga termasuk orang yang berdaya-untuk ikut ambil bagian secara kongkrit dalam memberdayakan mereka. Tindakan nyata untuk memberdayakan KLTMD sebenarnya tidak usah yang muluk-muluk dan berlebihan, sehingga kita nantinya akan dikategorikan orang-orang yang hebat dan mendapatkan penghargaan. Jika kita secara bangga dan penuh rasa syukur menganggap diri kita berdaya, kita dapat melakukannya dari lingkungan kita sendiri.
Kita bisa memulainya dari orang yang berada di sekitar kita misalnya, asisten rumah tangga ,bawahan kita, atau tetangga kita, atau siapa saja yang sebenarnya tidak berdaya, tapi tidak pernah mau dikasihani.
Kita bisa mulai dengan selalu tersenyum dan menyapa orang-orang yang selama ini sering berjumpa dengan kita. Atau mensyukuri nikmat yang telah kita terima atau hal-hal kecil lain yang mungkin tidak penting, tetapi jika dilakukan dengan sepenuh hati akan memberikan makna yang mendalam.(AAH)
Sumber:
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment