Article Detail

Jangan takut bermimpi untuk menjadi Technopreneurship

Technopreneurship berasal dari kata Techno dan entrepreneurship, yang artinya kurang lebih kemampuan menangkap peluang dengan berinovasi, menciptakan, mengembangkan dan berani menggambil resiko bisnis dengan penerapan praktis ilmu pengetahuan. Pada era kemajuan teknologi ini banyak inovasi yang dapat dikembangkan, hanya dibutuhkan sedikit imajinasi, kreatifitas dan keberanian untuk mencoba. Yayasan Tarakanita Kantor Wilayah Yogyakarta bekerjasama dengan Surya University mengadakan seminar "Technopreneurship and Innovation" bagi siswi kelas XI, SMA Stella Duce 1 (27/3/2014). Kegiatan tersebut bertujuan untuk menumbuhkan dan membangun generasi yang mempunyai jiwa technopreneurship, berinovasi menggunakan teknologi yang dikuasai untuk turut membangun negri. Seminar ini juga diharapkan menunjang program Pendidikan Berbasis Riset (PBR) yang sudah mulai dikembangkan oleh Yayasan Tarakanita secara nasional.

Pada awal acara, narasumber yang juga dosen program studi Technopreneur dari Surya University, mengajak para peserta seminar untuk menyebutkan salah satu keinginan (berandai-andai) dengan imajinasi, contohnya “saya ingin bisa terbang”. Tentunya, segala keinginan kita berhubungan erat dengan tenologi apa yang digunakan untuk mewujudkan impian tersebut. Saat kita berinovasi, dalam teknopreneurship perlu memperhatikan beberapa aspek yang oleh narasumber disebut teori SCAMPER (Substitute, Combine, Adapt, Modify/distort, Put to other use, Eliminate, Rearrange/reverse). Dalam menjelaskan teori SCAMPER para narasumber memberikan contoh benda/alat yang masuk dalam teori yang sedang dijelaskan. Apabila saat ini, kita ingin mulut kita terasa segar kita dapat mengganti kegiatan menggosok gigi dengan mengunyah permen karet mint (substitute/mengganti). Narasumber juga mencontohkan teori inovasi combine (menggabungkan) ditunjukkan ballpoint yang dilengkapi fungsi senter dan flash disc.

Pada akhir sesi para siswi membentuk kelompok, dengan tugas membuat inovasi dengan menggunakan teori SCAMPER tersebut.  Para siswi antusias dalam berdiskusi dan mengungkapkan imajinasi mereka.  Salah satu kelompok mempresentasikan hasil diskusi yaitu gagasan inovasi kaos singlet dengan lapisan kertas tisu sebagai penyerap keringat, dapat dipakai bolak-balik, dengan motif di satu sisi dan warna polos di sisi lainnya dan model tanpa tali. Pemaparannya terdengar begitu sederhana realistis dan menarik, “semoga jadi kenyataan ya…!”.
 Di dalam garasi rumah sewaan di Menlo Park milik Susan Wojcick, Sergey Mikhailovich Brindan Larry Page memulai menciptakan mesin pencari (search engine) Google, dengan komputer yang tidak terlalu canggih (sumber: http://tghnvrn.blogspot.com/2012/04/para-penemu-google.html) . Dari penggalan cerita tersebut dipetik hikmah bahwa untuk menjadi seorang technopreneurship dapat dilakukan dari hal kecil, dari imajinasi yang sederhana untuk menghasilkan sesuatu yang besar. Jangan takut bermimpi, mungkin dari mimpi sederhana dan semangat berinovasi dapat menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Kita juga berharap dengan PBR, siswa-siswi Tarakanita lebih banyak lagi menghasilkan hasil karya persembahan bagi bangsa. (ag21)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment