Article Detail

Pembina Pramuka Inovatif, Gugus Depan Produktif

Berbicara pada ruang lingkup pembinaan kesiswaan, kegiatan pramuka menjadi sesuatu yang sudah tidak asing lagi di telinga kita. Kegiatan ini berhasil eksis di sekolah-sekolah (terutama jenjang dasar) dalam terpaan setiap perubahan generasi dari zaman tradisional sampai modern saat ini. Kegiatan pramuka syarat dengan penanaman nilai-nilai karakter pada diri siswa. Banyak nilai yang dapat dikembangkan pada diri siswa melalui kegiatan pramuka. Dengan demikian, diperlukan cara-cara kreatif dan inovatif dalam mempertahankan eksistensi popularitas kegiatan pramuka di mata siswa.

Adalah Majelis Nasional Pendidikan Katolik (MNPK) yang menanggapi keprihatinan tersebut dengan memprakarsai kegiatan Temu Pembina Pramuka (TPP). Kegiatan yang dilaksanakan setiap lima tahun sekali ini, mempertemukan para pembina pramuka dari sekolah-sekolah katolik  yang tergabung dalam Tim Koordinasi Kepramukaan (TKK) keuskupan di seluruh Indonesia.

Tahun 2016 merupakan tahun penyelenggaraan TPP yang ke-3. TKK keuskupan Agung Semarang dipercaya menjadi tuan rumah untuk pertemuan akbar ini. Sekitar 1.000 orang, baik sebagai peserta, panitia dan service team terlibat dalam kegiatan ini. Puluhan Romo dan beberapa peserta tamu dari manca negara (Jerman dan Korea Selatan) turut memeriahkan acara yang sempat diguyur hujan dalam beberapa hari ini. Kegiatan yang mengusung tema “Pembina Pramuka Inovatif, Gugus Depan Produktif” dilaksanakan pada tanggal 20-26 Juni 2016 di  Dodiklatpur-Rindam IV/Diponegoro, Jalan Kasatrian, Danguran, Klaten, Jawa Tengah. Kegiatan diisi dengan mengasah keterampilan para peserta/pembina pramuka dalam hal bernyanyi, seni, membatik dan kegiatan lain untuk menciptakan kreatifitas dalam mengelola kegiatan pramuka.

Melestarikan budaya Indonesia, menjadi salah satu konsen dari kegiatan pramuka. Para peserta diajak menyaksikan Sendratari Ramayana di pelataran Candi Prambanan. Pagi sebelumnya, mereka juga mengadakan “pisowanan” di Keraton Yogyakarta. Sri Sultan Hamengkubowono X, Raja Keraton Yogyakarta meyambut para peserta dengan tangan terbuka. Beliau meluangkan cukup waktu untuk berdialog dengan para peserta yang notabene berasal dari seluruh penjuru nusantara.

Kak Dharmayanti, koordinator kesekretariatan menuturkan bahwa terdapat warna Tarakanita dalam TPP kali ini. Salam Tarakanita sempat membahana meskipun kebersamaan antar sekolah katolik menjadi lebih utama. Hal tersebut terjadi karena “otak” dan “motor” dari kegiatan ini adalah para guru dan karyawan sekolah Tarakanita/ Stella Duce yang tergabung dalam TKK Kevikepan DIY yang merupakan bagian dari TKK Keuskupan Agung Semarang. Koordinator dari service team, yang terdiri dari para pramuka tingkat mahasiswa adalah alumni dari SMA Stella Duce 1. Sekolah-sekolah Tarakanita dari  berbagai wilayah di Indonesia juga turut ambil bagian dalam mewakilkan para guru pembina pramuka untuk bergabung dalam momen akbar tersebut.

Tentu, kegiatan ini hanyalah salah satu cara untuk mengangkat kembali popularitas kegiatan pramuka sebagai sarana mengembangkan nilai-nilai karakter pada diri ini. Semoga para peserta dapat memaknai pengalaman selama berkegiatan dan lebih penting dapat mengimplementasikan ketika kembali ke masing-masing sekolah. Satyaku.. kudharmakan... Dharmaku kubaktikan... salam pramuka! (penulis : alek)
Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment