Article Detail

Serial Webinar Pendidikan sebagai Pembaharuan Perjanjian antara Manusia dan Lingkungan


                                    

            Jumat, 9 Agustus 2024 dilaksanakan serial Webinar Pendidikan sebagai Pembaharuan Perjanjian antara Manusia dan Lingkungan melalui Zoom dalam rangkaian acara menyambut kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia. Dalam webinar kurang lebih dihadiri oleh 180-an peserta dari berbagai daerah dan instansi. Topic webinar adalah Mengembangkan Jalur Pedagogis bagi Etika Lingkungan yang disampaikan oleh Rm. Odemus Bei Witono S3 dan dibantu oleh moderator C. Lilik Krismantoro. Setiap perilaku yang dilakukan oleh manusia akan sangat menentukan kondisi alam kita. Krisis alam yang terjadi saat ini terjadi sangat berhubungan erat atau berkorelasi dengan krisis sosial. Cara orang bersikap dan berperilaku terhadap lingkungan akan tercermin pada suatu etika memperlakukan lingkungan itu sendiri. Mencintai lingkungan dapat dilaksanakan mulai dari diri sendiri, kemudian meningkat dalam suatu komunitas. Dan pada akhirnya akan menjadi suatu gerakan bersama-sama untuk mencintai lingkungan. Dengan harapan dari gerakan bersama akan meresap suatu nilai-nilai yang akan menjadi suatu warisan bagi generasi yang akan menjadi hal baik yang berkelanjutan.

            Sama-sama menjadi ciptaan Tuhan, kita wajib menjaga lingkungan yang telah diciptakan Tuhan untuk kita dalam menjalankan keberlangsungan hidup. Sebagai manusia yang diciptakan dengan berkat akal, budi dan pikiran, manusia memiliki tanggung jawab untuk menjaga dan melestarikan relasi baik antara Alam, Manusia dan Lingkungan. Proses rohani juga sangat berpengaruh dalam terbentuknya kekuatan solidaritas lingkungan dan juga solidaritas untuk seluruh ciptaan. Sharing dalam webinar yaitu dalam mengelola sampah, karena kita ketahui bahwa saat ini lingkungan kita darurat akan sampah. Pengelolaan sampah dapat dilakukan mulai dari hal-hal kecil kemudian akan menjadi hal besar. Contoh yang dapat kita lakukan untuk mengelola sampah mulai dari diri sendiri yaitu membawa botol minum sendiri dari rumah, mengurangi konsumsi makanan yang menggunakan bungkus plastik, dan membuang sampah pada tempatnya. Pembu angan sampah pada tempat sampah harus sesuai wadahnya dan harus dipisah, antara sampah plastik, sampah daun dan sampah kertas. Dengan kesadaran mulai dari diri sendiri untuk mencintai lingkungan, hal ini diharapkan akan menumbuhkan suatu gerakan bersama untuk peduli terhadap lingkungan.

           

           Yang menjadi suatu tantangan setelah membuang sampah yaitu bagaimana mengelola sampah-sampah tersebut. Kebanyakan sampah-sampah dari instansi atau sekolah tersebut dibuang ke TPA yang akhirnya juga akan menyebabkan banyak penumpukan sampah di TPA tersebut. Solusi yang diberikan oleh Rm. Bei yaitu sekolah-sekolah, atau instansi dapat membuat bank- bank sampah sendiri, sehingga sampah-sampah tersebut tidak lagi dibuang ke TPA melainkan diolah sendiri karena sudah memiliki bank sampah. Hal kecil itulah yang kita mulai sebagai suatu tindakan nyata dalam upaya menjaga kelestarian lingkungan. Mengajak kita  agar lingkungan yang kita pijak dapat kita lestarikan dan kita lindungi bersama. Kita jadikan jalur pedagogis sebagai suatu pelayanan yang dapat menciptakan suatu etika dalam berperilaku terhadap lingkungan ataupun bumi yang kita pijak.


(Oleh : Brigita Sundari)


Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment