Article Detail
Retret Karyawan Yayasan Tarakanita Kanwil Yogya
Hari pertama, “Menerima dan Mensyukuri Apapun yang Tuhan Beri”
Bekerja adalah impian dari setiap orang, bahkan dengan berbagai kesibukan pekerjaan terkadang membuat manusia lupa dan mengesampingkan kebutuhan batin dan rohani yang sejatinya wajib untuk dipenuhi. Retret karyawan Yayasan Tarakanita Yogyakarta dilaksanakan pada hari Senin, 23 September 2024 s.d Rabu, 25 September 2024 di RPCB Syantikara. Peserta retret terdiri dari karyawan Unit TK Tarakanita Bumijo dan Kantor Wilayah. Kegiatan retret ini mengajak untuk sejenak menepi dari rutinitas pekerjaan agar mengenali diri lebih dalam dan recharge diri dalam cinta kasih Tuhan yang telah diterima sampai saat ini. Pukul 16.30 kegiatan retret resmi dimulai dengan Misa Pembuka yang dipimpin oleh Rm. Ernest Justin, SJ. Setelah dibuka dengan hikmat, agenda retret dilanjutkan dengan sesi yang diisi oleh Sr. Emmanuella, CB.
Dalam sesi tersebut diutarakan tujuan dari retret yaitu untuk mendalami diri agar dapat berjumpa dengan Allah, belajar untuk terus bersyukur atas anugrah/kebaikan dari Allah sehingga dapat memerima diri sendiri, melalui pertobatan diharapkan mampu mentransformasi diri, dan dapat berbahagia menjadi saksi Allah serta terus memuliakan Allah. Peserta diajak mendalami pernyataan “God love you, so do I. So be thankful, grateful, and blessed.”, dengan disajikannya video animasi yang menggambarkan perumpamaan tentang domba yang hilang menyampaikan pesan bahwa Tuhan mengasihi semua umatnya sama. Siapapun mereka bagaimanapun mereka dan akan memaafkan serta menerima mereka bagaimanapun keadaannya. Kita juga harus menerima diri sendiri, hidup bahagia dan tetap bersyukur atas berkat Tuhan. Sebagai citra Allah, kita diajak untuk mau berempati dengan mendengar/menerima duka dari sekeliling kita lalu tergerak untuk membantu sesama yang kurang beruntung. “Karena mencintai yang sulit, untuk dicintai itu penting.”
HARI KEDUA, “Berjalan Bersama Yesus : Memaknai Peristiwa Getsemani dan Peristiwa Salib, Membuahkan Transformasi Diri”
Sr. Emanuella, CB yang mendampingi sesi retret saat itu, mengajak peserta untuk tetap percaya kepada Tuhan bahwa ketika berada dalam situasi/kondisi/perasaan sedih, sakit, dan merasakan kesepian masih ada Tuhan yang selalu menemani dan tidak akan meninggalkan umat-Nya dalam kesendirian. Kita harus meneladani sengsara yang dialami Yesus bahwa walaupun ia harus memanggul salib yang sangat berat, Ia tetap setia dan berserah diri serta percaya pada kehendak Bapa. Dengan selalu mengingat sengsara Yesus kita harus terus setia dan percaya pada kehendak Bapa, bahwa seberat apapun cobaan yang sedang dialami, Tuhan tidak akan memberikan cobaan yang melampaui kemampuan umat-Nya.
Bertransformasi menjadi lebih baik perlu adanya sebuah kesadaran akan kelemahan diri, mau percaya serta mengandalkan Tuhan, mau mendengarkan suara hati, mau melihat sisi positif dari peristiwa pahit yang pernah terjadi dan adanya niat untuk mau berkembang menjadi pribadi yang lebih baik lagi. Dalam suatu lembaga, untuk mencapai transformasi yang baik perlu ada kerjasama yang baik antar rekan-rekan kerja, karena dalam proses transformasi tersebut tidak dapat dilakukan secara sendirian. Keanggotaan dan Kepemimpinan adalah bagian penting kebutuhan dan tuntutan dalam menjalankan tugas Kongregasi. Berjalan/berproses bersama tujuan visi/misi Kongregasi suster CB dapat akan berjalan dengan lancar ketika adanya kerjasama yang baik antar anggota. Perjuangan yang dilakukan para suster dalam menyebarkan kasih sangat membuat kagum. Para suster CB benar-benar memperlihatkan usaha secara konkret dalam merealisasikan semangat dari Bunda Elizabeth dimana mereka berjuang dengan keras untuk kasih yang berbela rasa dengan disesuaikan dan ditingkatkan sejalan dengan perkembangan zaman.
Hari Ketiga, “Mbundeli: Beri Ruang Ekspresi, Kenali Kebutuhan serta Jalin Komunikasi untuk Transformasi Diri”
Pada hari terakhir retret, dimulai dengan meditasi guna mendekatkan diri dengan alam yang dipimpin oleh Sr. Hania, CB yang mengajak peserta untuk mengingat kembali semua berkat dari Tuhan sehingga kita semua masih bisa bangun dan menikmati indahnya hidup sampai saat ini. Lalu setelah makan pagi, peserta oleh Sr. Clarissa, CB untuk menggerakkan badan dengan senam menyenangkan dilanjutkan dengan permainan mengangkat bola yang berada dalam pagar strimin dengan peganngan balon secara berkelompok. Dari permainan ini, terdapat nilai-nilai penting yang tersampaikan yaitu, pentingnya perencanaan, menyadari sumber kekuatan dan kelemahan, kerja sama, koordinasi dan komunikasi antar anggota, sikap saling peduli dan saling percaya, serta menyadari titik penting yang perlu ditransformasi secara pribadi dan bersama. Lalu pada sesi terakhir retret ini peserta diajak untuk merefleksi kembali tujuan awal dari retret dan cara-cara untuk mencapainya ialah dengan 1) memberikan ruang untuk merasakan, berekspresi, mengalami kegagalan, kesalahan; 2) mengenali sifat, kebutuhan dan peran masing-masing; serta 3)komunikasi yang baik dengan mendengarkan dan pemilihan/penggunaan kata yang tepat. “Cinta selalu merupakan sebuah proses yang melibatkan pemurnian, pengorbanan, dan perubahan yang menyakitkan bagi diri kita-dan cara ini menunjukkan bagaimana cinta merupakan sebuah perjalanan menuju kedewasaan.” ucap Paus Benediktus XVI dalam Jesus of Nazareth, Vol. I, P. 162. Sehingga harapannya sesuai dengan tema retret yakni “ Pengalaman Kasih Yésus Tersalib Bersama Bunda Elizabeth Membuahkan Transformasi Diri, Komunitas, dan Institusi.”
Penulis : Brigita Sundari & Lusiana Novia
-
there are no comments yet