Article Detail

105 tahun Suster Misonaris CB Hadir di Indonesia

Pada tanggal 7 Oktober merupakan hari istimewa bagi kongregasi Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus, kongregasi yang menaungi karya pendidikan Yayasan Tarakanita. Dimana 105 tahun yang lalu tepatnya pada tanggal 7 Oktober 1918 ada 10 Suster CB hadir di tanah misi Hindia Belanda.

Kisah ini berawal pada sekitar tahun 1912-1913, Pastor Sondaal SJ seorang misionaris Belanda yang diutus ke Hindia Belanda berkeinginan untuk membangun sebuah rumah sakit di Batavia. Mgr Luypen (Uskup Hindia Belanda kala itu) menyetujui keinginan Pastor Sondaal SJ tersebut dan menyiapkan pendanaan. Pastor Sondaal SJ kemudian mencari pengelolaanya dan didapatinya Kongregasi Suster-suster Cinta Kasih St. Carolus Borromeus di Maastricht. Sekitar tahun 1914-1915 Mdr Lucia Nolet menerima tawaran Mgr Luypen untuk membuka karya misi baru di tanah Hindia Belanda tepatnya di Batavia dan memilih 10 Suster misi untuk dikirim ke tanah misi ini. Tanggal 8 April 1918 dipilihlah 10 suster tersebut, yaitu : Sr. Alphonse (Pemimpin Misi), Sr. Lina, Sr. Ambrosine, Sr. Hermana, Sr. Ignatio, Sr. Justa, Sr. Gratiana, Sr. Chrispine, Sr. Isabella, Sr. Judith. Mereka pertama-tama mempesiapkan diri dengan mengadakan retret. Karena di negara Belanda sedang dilanda perang maka baru tanggal 21 Juni 2018 bisa berangkat ke Francisco sebagai tempat transit dengan menumpang kapal Frisia. Demi Dia mereka tinggalkan segala-galanya, menuju tanah yang belum pernah ia ketahui dan untuk berapa lama ia akan berkarya. Sungguh suatu keteguhan hati yang luar biasa.

Setelah singgah di kota San Francisco dan menunggu beberapa hari pada tanggal 28 Agustus 1918 para suster misi melanjutkan perjalanan dengan menumpangi kapal Vondel. Pada tanggal 5 September 1918 kapal singgah di Hawai, tempat yang indah banyak pepohonan yang belum pernah mereka lihat sebelumnya. Didalam kapal itu juga mereka juga mulai mendapatkan pelajaran bahasa melayu. Pada tanggal 22 September 1918 kapal bersandar lagi di Jepang, disini mereka mendapatkan kabar yang kurang mengenakkan lebih dari 60 kapal tenggelam akibat badai taufan di daerah itu. Disitu pula banyak penumpang yang mengalami sakit flu, tetapi beruntung keadaan segera membaik. Pada tanggal 7 Oktober 1918 dipagi hari sayup-sayup mereka sudah mulai dapat melihat bibir pantai di tanah air barunya. Pada pukul 06.00 kapal mereka bersandar di pelabuhan Tanjung Priok, Batavia.

Perjalanan yang cukup panjang, melewati area medan perang, ranjau laut, ombak dan badai yang besar serta dilanda mabuk laut dan sakit berhari-hari hingga akhirnya sebuah karya pelayanan Suster-suster CB akan segera dimulai. Semoga semangat awal para misionaris memberi daya karya kita hari ini. Asal Tuhan dimuliakan dan sesama diabdi dengan tulus Ikhlas.

(Agusyogo)

Disarikan dari chanel youtube sustercb https://youtu.be/MbnNAJozA3M

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment