Article Detail
Melatih Kemandirian pada anak
Menurut Masrun (1986:8) kemandirian adalah suatu sikap yang memungkinkan seseorang untuk bertindak bebas, melakukan sesuatu atas dorongan sendiri dan untuk kebutuhannya sendiri tanpa bantuan dari orang lain, maupun berpikir dan bertindak original/kreatif, dan penuh inisiatif, mampu mempengaruhi lingkungan, mempunyai rasa percaya diri dan memperoleh kepuasan dari usahanya. Kemandirian merupakan salah satu kunci kesuksesan seseorang. Dengan jiwa yang mandiri, seseorang mudah mendapatkan apa yang ia inginkan tanpa bergantung pada orang lain.
Anak-anak yang mandiri akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri.Memiliki anak yang mandiri tentu saja menjadi harapan semua orangtua. Namun begitu, kemandirian bukan sesuatu yang mudah untuk dimiliki. Dalam melatih keberanian dan kemandirian anak tidak bisa instan, tapi memerlukan proses dan waktu.
Melatih kemandirian anak dan perlu dilakukan sejak dini, tentunya dengan cara-cara yang sesuai usia dan perkembangan anak.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melatih kemandirian pada anak :
1. Jangan menakut-nakuti
Kebiasaan menakut-nakuti kadang dimaksudkan untuk membuat anak jera atau agar anak tidak melakukan sesuatu yang tidak diharapkan, namun ternyata dalam jangka panjang kebiasaan menakut-nakuti ini akan membuat seseorang menjadi mudah pesimis, kebiasaan itu pengaruhnya akan terlihat ketika seseorang akan membuat keputusan. Alangkah lebih baiknya, sebagai orangtua memberi tahukan alasan sebenarnya yang bisa ditangkap oleh nalar anak , dengan demikian anak pun memiliki alasan yang jelas untuk tidak melakukannya.
2. Jangan memarahi tanpa sebab yang jelas
Sebagai orangtua, tentu boleh marah kepada anak, namun hendaknya kemarahan tersebut memiliki alasan yang jelas sehingga anak akan mengerti kesalahannya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
3. Jangan mengejek
Kebiasaan mengejek meskipun dengan tujuan bercanda tetap tidak dapat dibenarkan, sebaiknya orangtua menghindari untuk mengejek anak Karena dalam sudut pandang anak, kesalahan yang dilakukan meskipun lucu namun bagi anak itu adalah merupakan hal yang memalukan, sehingga lebih baik sebagai orangtua mengajari anak untuk tidak membuat kesalahan yang sama dan juga tetap memberikan semangat.
4. Melibatkannya dalam membuat keputusan
Membiasakan anak untuk membuat sendiri keputusannya akan melatih anak tampil percaya diri, atas keputusan yang anak ambil sebaiknya orang tua dukung secara terus menerus dengan catatan keputusannya adalah benar.
5. Jangan Memanjakan Anak
Seorang anak yang sering dimanja akan sangat bergantung seluruhnya kepada orangtua dan hal tersebut akan terbawa hingga anak beranjak dewasa. Mulai saat ini latih anak untuk belajar mengerjakan sendiri tugas sehari-harinya dan berikan pujian atas apa yang telah anak kerjakan, cara ini diharapkan mampu membangkitkan rasa percaya diri seorang anak.
6. Komunikasi yang aktif
Sebagai orangtua biarpun disibukkan dengan segala aktivitas dan pekerjaan, harus tetap memperdulikan akan perkembangan putra-putrinya. Hal ini bisa dilakukan dengan meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan anak.
Orangtua itu memiliki tugas yang sangat luar biasa, ibarat seorang perajin gerabah, orangtua memiliki “tanah liat” ditangannya yang sedang dibentuk sesuai yang diinginkannya. Anak pun demikian, mereka seperti tanah liat di tangan anda. Bentuklah mereka sebaik yang anda inginkan dan “bakarlah” mereka agar dapat menjadi bentuk yang bisa bermanfaat bagi anda, dirinya sendiri, dan orang lain.
7. Memberikan kepercayaan /tanggung jawab
Memberi kesempatan dan kepercayaan kepada anak dapat membuat anak berani, mandiri, juga bertanggung jawab. Sebagai contoh ketika anak selesai makan dan ingin mencuci piringnya sendiri, sebagai orangtua bisa memberikan kesempatan dan tidak melarangnya.
8. Memberi contoh
Pepatah mengatakan bahwa anak adalah cerminan diri orangtua. Hal itu benar adanya karena anak akan selalu mencontoh dari orang terdekatnya, yaitu orangtua. Dengan member contoh yang nyata kepada anak, anak akan memahami dan semakin mudah menirunya. Namun jika orangtua tidak bisa atau belum bisa memberi contoh yang konkret kepada anak, sebaiknya jangan menunjukkan “ketakutan”dan “ketidakmandirian” kepada si anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
9. Jangan memaksa
Melatih kemandirian anak memerlukan waktu dan proses yang tidak instan,proses ini berkembang secara perlahan jadi sebagai orangtua diharapkan untuk jangan memaksa anak untuk menguasai segala hal yang diajarkan pada saat itu juga. Orangtua harus selalu mendampingi dan mengingatkan anak untuk melakukan hal yang dianggap benar, serta jangan terlalu sering mengkritik anak karena hal itu akan membuat keberanian anak menjadi down.
10. Jangan terlalu membebani
Perlu diingat bahwa tahapan yang bisa dilalui anak adalah berkembang secara bertahap sehingga stimulus yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Jika terlalu banyak stimulus akan membuat si anak bingung dan akan kehilangan keberanian untuk melakukan sesuatu.
11. Menetapkan batasan dengan tepat
Orangtua harus memberi batasan apa yang boleh dilakukan oleh anak, namun batasan tersebut hendaknya disertai dengan alasan yang masuk akal.
12. Hindari perintah dan ultimatum
Perintah dan ultimatum terkesan membuat anak selalu berada di bawah orangtua dan tidak memiliki otoritas pribadi. Kedisiplinan dan rasa hormat tetap bisa dilatih tanpa orangtua menjadi galak terhadap anak. Mengarahkan, mengajar, serta berdiskusi dengan anak akan lebih efektif daripada memerintah, apalagi bila perintah tidak didasari dengan alasan yang jelas. Lama-kelamaan anak akan bergantung pada perintah atau larangan orangtua dalam melakukan segala sesuatu. Buatlah segala kegiatan yang dilakukan anak menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan anak melakukannya sendiri tanpa paksaan dan tanpa disuruh sekalipun.
13. Senantiasa tunjukkan cinta pada anak
Mengungkapkan rasa cinta orangtua kepada anak harus dilakukan secara konsisten, karena hal ini diyakini akan meningkatkann rasa percaya diri anak. Anak akan lebih yakin pada dirinya, serta tidak ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.
14. Berikan pujian
Memberikan pujian setelah anak berhasil melakukan kegiatannya sendiri, hal ini bisa menjadi motivasi bagi anak untuk terus melakukannya. Selain itu, anak juga akan merasa dihargai usahanya.
15. Jangan andalkan pengasuh
Kegiatan yang sekiranya dapat dilakukan si kecil, sebaiknya orangtua tidak meminta bantuan pengasuh untuk mengerjakannya. Untuk tahap awal, orangtua boleh saja membantunya, selanjutnya biarkan anak yang melakukannya sendiri.
Bila anak memiliki kemandirian, maka akan percaya diri dimanapun ia berada. Begitu pula ketika anak menghadapi masalah sehari-hari dengan mudah persoalan tersebut akan diatasi tanpa harus bergantung kepada orang lain.(aah)
Sumber :
http://keluarga.com/6-cara-melatih-anak-agar-percaya-diri
http://pondokibu.com/cara-untuk-membangun-kemandirian-dalam-diri-anak.html http://www.ibuprofesional.com/forum/topics/melatih-kemandirian-anak
http://www.f-buzz.com/2009/03/02/kiat-melatih-anak-agar-berani-dan-mandiri/ http://1health.beritasatu.com/id/article/detail/cara-melatih-kemandirian-anak-280.html
Anak-anak yang mandiri akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri dan yakin terhadap kemampuan dirinya sendiri.Memiliki anak yang mandiri tentu saja menjadi harapan semua orangtua. Namun begitu, kemandirian bukan sesuatu yang mudah untuk dimiliki. Dalam melatih keberanian dan kemandirian anak tidak bisa instan, tapi memerlukan proses dan waktu.
Melatih kemandirian anak dan perlu dilakukan sejak dini, tentunya dengan cara-cara yang sesuai usia dan perkembangan anak.
Berikut beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melatih kemandirian pada anak :
1. Jangan menakut-nakuti
Kebiasaan menakut-nakuti kadang dimaksudkan untuk membuat anak jera atau agar anak tidak melakukan sesuatu yang tidak diharapkan, namun ternyata dalam jangka panjang kebiasaan menakut-nakuti ini akan membuat seseorang menjadi mudah pesimis, kebiasaan itu pengaruhnya akan terlihat ketika seseorang akan membuat keputusan. Alangkah lebih baiknya, sebagai orangtua memberi tahukan alasan sebenarnya yang bisa ditangkap oleh nalar anak , dengan demikian anak pun memiliki alasan yang jelas untuk tidak melakukannya.
2. Jangan memarahi tanpa sebab yang jelas
Sebagai orangtua, tentu boleh marah kepada anak, namun hendaknya kemarahan tersebut memiliki alasan yang jelas sehingga anak akan mengerti kesalahannya dan tidak mengulangi kesalahan yang sama.
3. Jangan mengejek
Kebiasaan mengejek meskipun dengan tujuan bercanda tetap tidak dapat dibenarkan, sebaiknya orangtua menghindari untuk mengejek anak Karena dalam sudut pandang anak, kesalahan yang dilakukan meskipun lucu namun bagi anak itu adalah merupakan hal yang memalukan, sehingga lebih baik sebagai orangtua mengajari anak untuk tidak membuat kesalahan yang sama dan juga tetap memberikan semangat.
4. Melibatkannya dalam membuat keputusan
Membiasakan anak untuk membuat sendiri keputusannya akan melatih anak tampil percaya diri, atas keputusan yang anak ambil sebaiknya orang tua dukung secara terus menerus dengan catatan keputusannya adalah benar.
5. Jangan Memanjakan Anak
Seorang anak yang sering dimanja akan sangat bergantung seluruhnya kepada orangtua dan hal tersebut akan terbawa hingga anak beranjak dewasa. Mulai saat ini latih anak untuk belajar mengerjakan sendiri tugas sehari-harinya dan berikan pujian atas apa yang telah anak kerjakan, cara ini diharapkan mampu membangkitkan rasa percaya diri seorang anak.
6. Komunikasi yang aktif
Sebagai orangtua biarpun disibukkan dengan segala aktivitas dan pekerjaan, harus tetap memperdulikan akan perkembangan putra-putrinya. Hal ini bisa dilakukan dengan meluangkan waktu untuk bercakap-cakap dengan anak.
Orangtua itu memiliki tugas yang sangat luar biasa, ibarat seorang perajin gerabah, orangtua memiliki “tanah liat” ditangannya yang sedang dibentuk sesuai yang diinginkannya. Anak pun demikian, mereka seperti tanah liat di tangan anda. Bentuklah mereka sebaik yang anda inginkan dan “bakarlah” mereka agar dapat menjadi bentuk yang bisa bermanfaat bagi anda, dirinya sendiri, dan orang lain.
7. Memberikan kepercayaan /tanggung jawab
Memberi kesempatan dan kepercayaan kepada anak dapat membuat anak berani, mandiri, juga bertanggung jawab. Sebagai contoh ketika anak selesai makan dan ingin mencuci piringnya sendiri, sebagai orangtua bisa memberikan kesempatan dan tidak melarangnya.
8. Memberi contoh
Pepatah mengatakan bahwa anak adalah cerminan diri orangtua. Hal itu benar adanya karena anak akan selalu mencontoh dari orang terdekatnya, yaitu orangtua. Dengan member contoh yang nyata kepada anak, anak akan memahami dan semakin mudah menirunya. Namun jika orangtua tidak bisa atau belum bisa memberi contoh yang konkret kepada anak, sebaiknya jangan menunjukkan “ketakutan”dan “ketidakmandirian” kepada si anak, baik secara langsung maupun tidak langsung.
9. Jangan memaksa
Melatih kemandirian anak memerlukan waktu dan proses yang tidak instan,proses ini berkembang secara perlahan jadi sebagai orangtua diharapkan untuk jangan memaksa anak untuk menguasai segala hal yang diajarkan pada saat itu juga. Orangtua harus selalu mendampingi dan mengingatkan anak untuk melakukan hal yang dianggap benar, serta jangan terlalu sering mengkritik anak karena hal itu akan membuat keberanian anak menjadi down.
10. Jangan terlalu membebani
Perlu diingat bahwa tahapan yang bisa dilalui anak adalah berkembang secara bertahap sehingga stimulus yang diberikan kepada anak harus disesuaikan dengan perkembangan anak. Jika terlalu banyak stimulus akan membuat si anak bingung dan akan kehilangan keberanian untuk melakukan sesuatu.
11. Menetapkan batasan dengan tepat
Orangtua harus memberi batasan apa yang boleh dilakukan oleh anak, namun batasan tersebut hendaknya disertai dengan alasan yang masuk akal.
12. Hindari perintah dan ultimatum
Perintah dan ultimatum terkesan membuat anak selalu berada di bawah orangtua dan tidak memiliki otoritas pribadi. Kedisiplinan dan rasa hormat tetap bisa dilatih tanpa orangtua menjadi galak terhadap anak. Mengarahkan, mengajar, serta berdiskusi dengan anak akan lebih efektif daripada memerintah, apalagi bila perintah tidak didasari dengan alasan yang jelas. Lama-kelamaan anak akan bergantung pada perintah atau larangan orangtua dalam melakukan segala sesuatu. Buatlah segala kegiatan yang dilakukan anak menjadi suatu kegiatan yang menyenangkan dan anak melakukannya sendiri tanpa paksaan dan tanpa disuruh sekalipun.
13. Senantiasa tunjukkan cinta pada anak
Mengungkapkan rasa cinta orangtua kepada anak harus dilakukan secara konsisten, karena hal ini diyakini akan meningkatkann rasa percaya diri anak. Anak akan lebih yakin pada dirinya, serta tidak ragu untuk mencoba hal-hal yang baru.
14. Berikan pujian
Memberikan pujian setelah anak berhasil melakukan kegiatannya sendiri, hal ini bisa menjadi motivasi bagi anak untuk terus melakukannya. Selain itu, anak juga akan merasa dihargai usahanya.
15. Jangan andalkan pengasuh
Kegiatan yang sekiranya dapat dilakukan si kecil, sebaiknya orangtua tidak meminta bantuan pengasuh untuk mengerjakannya. Untuk tahap awal, orangtua boleh saja membantunya, selanjutnya biarkan anak yang melakukannya sendiri.
Bila anak memiliki kemandirian, maka akan percaya diri dimanapun ia berada. Begitu pula ketika anak menghadapi masalah sehari-hari dengan mudah persoalan tersebut akan diatasi tanpa harus bergantung kepada orang lain.(aah)
Sumber :
http://keluarga.com/6-cara-melatih-anak-agar-percaya-diri
http://pondokibu.com/cara-untuk-membangun-kemandirian-dalam-diri-anak.html http://www.ibuprofesional.com/forum/topics/melatih-kemandirian-anak
http://www.f-buzz.com/2009/03/02/kiat-melatih-anak-agar-berani-dan-mandiri/ http://1health.beritasatu.com/id/article/detail/cara-melatih-kemandirian-anak-280.html
Comments
-
there are no comments yet
Leave a comment