Article Detail

Selamatkan Bumi, Hari Sumpah Pemuda 2015

Tanggal 28 Oktober 2015, Bangsa Indonesia  memperingati Hari Sumpah Pemuda (HSP) yang ke-87. Tema HSP tahun ini adalah Revolusi Mental Untuk Kebangkitan Pemuda Menuju Aksi "Satu Untuk Bumi". Adapun logo HSP tahun ini :



Logo tersebut memiliki makna sebagai berikut :

  1. Elemen utama logo adalah bumi yang ditopang oleh 3 tangan. gambar globe menjadi fokus logo sebagai representasi tema utama HSP 2015 : "Satu Untuk Bumi".
  2. Sepasang tangan menopang dan satu tangan mengepal (3 tangan) adalah representasi 3 semangat sumpah pemuda: nusa, bangsa, bahasa. Tangan menopang bumi adalah simbol dalam menjaga keberlanjutan gerakan penyelamatan bumi. Tangan terkepal adalah simbol semangat pemuda.
  3. Elemen tipografi HSP menggunakan variasi pola font 70th Indonesia Merdeka  2015. Warna font hijau adalah simbol alam, bumi, semangat, dan perdamaian sebagai tema HSP 2015. Sedangkan tipografi "Selamatkan Bumi-Hari Sumpah Pemuda 2015" adalah identitas kegiatan sekaligus penegasan tema.
  4. Elemen api merah putih adalah simbol semangat dan kekuatan pemuda Indonesia.

Sejarah Sumpah Pemuda 1928

Pada saat itu, luasnya wilayah Indonesia dan masih dalam belenggu penjajah sehingga masih banyak sekali ormas, atau semacam organisasi maupun perkumpulan yang berdiri atas latar dan dasar seperti budaya, agama, suku dan asal usul yang seakan kesannya memiliki landasan tersendiri dalam memperjuangkan harkat dan martabat bangsa kita dari kaum penjajah.

Dan saat itu Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang beranggotakan pelajar dari seluruh wilayah Indonesia. Kongres tersebut dihadiri oleh berbagai wakil organisasi kepemudaan yaitu Jong Java, Jong Batak, Jong, Celebes, Jong Sumatranen Bond, Jong Islamieten Bond, Jong Ambon, dsb serta pengamat dari pemuda tiong hoa seperti Kwee Thiam Hong, John Lauw Tjoan Hok, Oey Kay Siang dan Tjoi Djien Kwie. Menggelar konggres ini di tiga tempat berbeda.

Konggres lebih dulu di gelar tanggal 27 Oktober 1928 di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB), Waterlooplein (sekarang Lapangan Banteng). Saat itu Sugondo Djojopuspito berharap ada alat pemersatu kesatuan Indonesia karena adanya perbedaan sejarah, bahasa, hukum adat, pendidikan, dan kemauan.

Dan rapat kedua 28 Oktober 1928 Gedung Oost-Java Bioscoop yang saat itu usai pertemuan yang membahas masalah pendidikan oleh Poernomowoelan dan Sarmidi Mangoensarkoro untuk mengenalkan pendidikan demokratis.

Dan akhirnya di rapat terakhir di gedung Indonesische Clubgebouw di Jalan Kramat Raya 106, tercapailah rumusan rumusan itu yang di tulis Moehammad Yamin ketika Mr. Sunario, dan rumusan itu kemudian di bacakan saat penutupan rapat oleh Soegondo dan kemudian dijelaskan panjang-lebar oleh Yamin.

Isi dari rumusan yang dibacakan saat itu sebagai berikut yang akhirnya di kenal sebagai Sumpah Pemuda :

PERTAMA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Bertumpah Darah Yang Satu, Tanah Indonesia).

KEDOEA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Mengaku Berbangsa Yang Satu, Bangsa Indonesia).

KETIGA : Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia. (Kami Putra dan Putri Indonesia, Menjunjung Bahasa Persatuan, Bahasa Indonesia).



Semangat Sumpah Pemuda!Bersama Kita Selamatkan bumi!



Sumber :

http://www.indoberita.com/2015/10/26453/sejarah-singkat-dan-makna-hari-sumpah-pemuda-28-oktober-2015/

http://infokepegawaian.blogspot.co.id/2015/10/download-tema-dan-logo-hut-sumpah.html

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment